Sabtu, 14 Februari 2009

PENGAJARAN MENULIS (HANDWRITING)

Oleh Iim Imandala, S.Pd.*

Menulis merupakan bagian dari alat komunikasi. Melalui tulisan kita dapat menyampaikan pesan, pemikiran atau gagasan-gagasan yang ingin kita sampaikan kepada orang lain sehingga orang lain mengerti apa yang kita maksud atau inginkan. Di dalam aktivitas menulis terjadi suatu proses yang rumit karena di dalamnya melibatkan berbagai modalitas, mencakup gerakan tangan, lengan, jari, mata, koordinasi, pengalaman belajar, dan kognisi, semua modalitas itu bekerja secara terintegrasi. Oleh karena itu pelajaran menulis terasa begitu berat dan melelahkan. Tidak jarang anak yang baru belajar menulis menolak untuk menulis banyak-banyak atau bahkan ada juga anak yangh kesulitan dalam belajar menulis.

Menurut Lovitt (1989 dalam Sunardi dan Sugiarmin 2001) menyatakan bahwa pelajaran menulis mencakup tiga aspek, yaitu (1) menulis dengan tangan, (2) mengeja, (2) dan menulis ekspresif atau komposisi. Namun yang akan dibahas disini adalah pengajaran menulis pada aspek menulis dengan tangan (handwriting).

Pengajaran menulis dengan tangan (handwriting) sering disebut pula dengan pengajaran menulis permulaan. Di dalam menulis permulaan dipengaruhi berbagai faktor kematangan atau kesiapan, yaitu faktor (1) motorik, (2) perilaku ketika menulis, (3) persepsi, (4) memori, (5) kemampuan cross modal, (6) penggunaan tangan dominan (kidal atau bukan), (7) kemampuan memahami instruksi (Lerner, 1985; Sunardi dan Sugiarmin, 2001). Sebelum anak belajar dan mampu menulis huruf maka faktor-faktor kesiapan tersebut harus dimatangkan terlebih dahulu, terutama bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan dalam motorik, persepsi dan kognitif.

Di bawah ini akan dijelaskan aktivitas menulis permulaan atau menulis dengan tangan bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan motorik, persepsi dan kognitif.

Strategi Pengajaran Menulis Permulaan

A. Aktivitas kesiapan menulis permulaan

1. Membiasakan memegang alat tulis

- Mewarnai dengan menggunakan kuas. Ukuran gagang kuas digradasikan mulai dari kuas yang bergagang besar sampai yang terkecil. Dalam proses mewanai ini menekankan pada pembiasaan bukan pada hasil mewarnainya.

- Mencorat-coret dengan spidol besar.

- Menggambar dengan kapur tulis

- Mewarnai dengan pensil warna yang gagangnya berbentuk segitiga.

- Bagi anak yang sulit untuk memegang alat tulis karena ada hambatan pada motorik jarinya maka dapat menggunakan alat bantu khusus, dimana alat tulis dapat terikat pada genggaman anak.

2. Finger painting. Dalam aktifitas ini dapat digunakan berbagai media dan warna, dapat menggunakan tepung kanji, adonan kue, pasir dan sebagainya. Aktifitas ini penting dilakukan sebab akan memberikan sensai pada jari sehingga dapat merasakan kontrol gerakan jarinya dan membentuk konsep gerak membuat huruf.

3. Menggunting. Latihan menggunting dapat mengembangkan kemampuan motorik halus jari tangan, koordinasi mata-tangan, keseimbangan, persepsi visual dan konsentrasi. Langkah pertama dalam latihan menggunting adalah anak diperkenalkan dengan cara kerja gunting. Sebagai awal gunakanlah gunting yang gagangnya ringan dan mudah dibuka-tutu. Awalnya anak boleh mengggunakan kedua tangannya untuk memegang gagang gunting. Kedua, ajarkan anak menggunting di antara dua garis lurus. Setelah mahir menggunting diantara dua garis lurus kemudian tingkatkan dengan garis zig-zag, melengkung dan melingkar. Ketiga, tahap mahir, yaitu anak menggunting bebas tetapi rapih. Perlu diperhatikan bagi anak yang mengalami hambatan motorik sehingga tidak bisa mengkoordinasikan tangannya untuk memegang kerta sambil menggunting maka ujung kertasnya diisolatif pada meja. Bagi yang sama sekali tidak dapat menggunakan gunting maka aktifitas merobek dapat menjadi pilihan.

4. Menulis di udara. Anak-anak diajak beraktifitas menulis atau menggambar sesuatu di udara dengan tanpa menggunakan media dan alat tulis. Anak mengacungkan telunjuknya kemudian mulailah gerakkan-gerakan menulis atau menggambar sesuatu di udara dengan telunjuk itu.

5. Melipat. Ajarkan anak melipat kertas mulai dari satu kali lipatan sampai pada lipatan yang rumit. Lebih menarik lagi jika melipat kertasnya membentu sesuatu.

6. Menempel. Aktifitas menempel dapat membantu sensasi perabaan dan koordinasi mata-tangan.

7. Menggambar/menulis di atas media bertekstur.

8. Membuka dan memasangkan mur/baut.

B. Kesiapan menulis huruf

1. Menarik gari. Anak diarahkan untuk melakukan aktifitas menarik garis lurus, lengkung, dan melinggkar. Pada awalnya arah tarikan garis tidak ditentukan, selanjutnya jika sudah terbiasa menarik garis tersebut, mulai diarahkan mulai menarik garis dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.

2. Membuat bentuk-bentuk bangun datar, persegi, segitiga, dan lingkaran.

3. Menjiplak bentuk-bentuk huruf.

4. Menelusuri garis (tracing).

5. Menyambungkan titik untuk membentuk huruf.

6. Membuat huruf pada buku berpetak besar

7. Membuat huruf pada buku garis tiga

Demikianlah sekilas tentang pengajaran menulis dengan tangan (handwriting). Semoga uraian yang singkat ini bermanfaat dan dapat memberikan inspirasi untuk kita semua. Selamat mencoba.

*Penulis adalah guru SLB Roudhotul Zannah dan Pendiri SkilSkul Kids Center Bandung

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates